Warung Online

Bolehkah Mempelajari Ilmu Ghoib Bag.1 ??.

Selasa, 16 Oktober 2012

      ilmu apa saja pada dasarnya adalah kewajiban atas setiap muslim dan hal inipun berulang-ulang ditekan-kan oleh al-Qur’an dan Hadis. Dengan ilmu orang bisa sela- mat dalam beramal, dengan ilmu juga orang bisa menda- patkan kebahagiaan dan dengan ilmu juga seorang muslim tidak bisa diper-mainkan, dibodohi ataupun direndahkan oleh orang lain. Rasulul-lah Saw bersabda : “Wahai Abu Dzar, hendaklah engkau pergi mempelajari satu ayat dari kitab Allah adalah lebih baik bagimu dari-pada engkau Sholat seratus rakaat; dan  engkau pergi mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan maka adalah hal tersebut lebih baik untukmu daripada engkau Sholat seribu rakaat” – Hadis Riwayat Ibnu Majah .

       Berbicara mengenai ilmu ghaib merupakan ilmu yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak secara langsung tampak oleh panca indera dan memerlukan alat di luarnya untuk membantu memahami dan melihatnya; Karenanya seorang ilmuwan yang mempelajari ilmu tentang mikroba atau bisa juga disebut sedang mempelajari ilmu ghaib, karena mikroba atau virus tidak dapat terlihat secara kasat mata dan hanya bisa dilihat melalui alat bantu bernama microskop atau sejenisnya; begitu pula orang- orang yang mendalami ilmu tentang ketuhanan pada hakekatnya juga bisa dikatakan mempelajari ilmu ghaib,
sebab mereka tengah mempe- lajari zat yang tidak bisa dijangkau oleh penglihatan lahir namun mampu dilihat dengan mata batin.

       Memang secara umum orang akan mengkaitkan ilmu ghaib dengan suatu ilmu yang mempelajari hal-hal supranatural bahkan berhubungan erat dengan makhluk-makhluk halus lengkap dengan segala pernak- mistikismenya seperti berpuasa, berpantang makan-makanan ter- tentu, melafaskan asma atau dzikir dari ayat-ayat Al-Qur’an sekian ratus kali, tidak boleh memakai pakaian berwarna serta berbagai ragam hal yang bersifat klenik lainnya. Menarik bila kita melihat pendapat Dr. Scott Peck [1] sehubungan dengan hal ini :

   " Bahwa dalam berpikir tentang keajaiban, biasanya manusia selalu memba-
yangkan hal-hal yang terlalu dramatis. Ibarat kita mencari semak yang
terbakar, terbelahnya lautan dan suara-suara dari Syurga. Pada hal kita
dapat melihat kejadian sehari-hari didalam hidup kita sebagai bukti adanya
keajaiban tersebut, sekaligus mempertahankan orientasi ilmiah kita."

    Mungkin pernyataan tersebut bagi sebagian orang dianggap berla- wanan dengan pandangan segala macam aliran kepercayaan, filsafat, kebudayaan maupun ajaran-ajaran agama. Mereka akan menolak dengan gigih seraya mengatakan bahwa hal ghaib tidak bisa diuraikan melalui metode ilmiah atau ada juga yang berseru bahwa hal ghaib mutlak milik Allah sehing-ga tidak perlu diadakan eksperimental dan penelitian.Namun sekalipun demikian menurut pandangan saya, kita semua harus mengakui bahwa hasil-hasil pengkajian dunia barat atas beragam fenomena keghaiban yang ada sebagian besar telah membebaskan kita
dari belenggu khayalan yang berlebihan dan sering berbau tahayul.
       Selama ini kita telah terlalu berlebihan dalam memanfaatkan otak kanan yang mengurusi hal-hal yang bersifat intuitif dan mistik serta cenderung mengabaikan fungsi otak kiri yang bersifat ana-listis dan rasional. Melalui hasil penelitian dan pengkajian secara ilmiah juga kita tidak lagi mudah percaya terhadap apa yang disebut gejala-gejala paranormal. Kita mulai bisa membedakan antara yang palsu dan yang benar atau bisa jadi fenomena ghaib tersebut berasal dari halusinasi, histerisme maupun hipnotisme. Oleh karena itu, mempelajari ilmu ghaib dalam perspektif ilmiah dapat dibenarkan dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama manapun.,,,,,,,,,,,,( ki abduljabar )


Berlanjut pada  Bolehkah Mempelajari Ilmu Ghoib Bag.2 ??. ??.